[FIC] Kiss The Radio (One Shot)

KISS THE RADIO

Genre: Romance, Friendship

Length : One Shot – 9,711 words

Main Cast             : – Kim Hyun-Jae {Interior Designer}

                                  –  Kim Ryeo-Wook {Radio DJ}

Supporting Cast : – Park Yeon-Rin

                                    – Woo Sung-Hyun (a.k.a Kevin Woo)

Author : Ryeonggu9 

DisclaimerOC (Original Character) made by author. Don’t feel offended, it’s only a fan fiction ^^ Hope you like it *bow* and don’t forget to leave your comment, I really appreciate it♥ Happy Reading!

p.s: sad or happy ending?  read it until finish

Apakah kau suka mendengar radio? Ya, radio, benda berbentuk kotak kecil yang memutar berbagai lagu kesukaanmu maupun lagu yang kau tidak sukai sama sekali. Untuk zaman modern seperti sekarang mendengarkan radio sepertinya sudah ketinggalan zaman. Sekarang kau bisa mendengarkan lagu dari iPod maupun ponsel. Tapi untukku radio mempunyai kesan tersendiri, benda kecil itu, entah bagaimana sudah mengubah hidupku. Dan ada satu pepatah yang sangat kusukai tentang radio

“Life isn’t an iPod to listen to your favorite songs. It’s a radio, adjust yourself to enjoy whatever comes in it and keep moving it.”

:::::

Kutekan beberapa angka yang membentuk kombinasi password pintu apartemenku dan setelah itu aku langsung menekan kenop pintunya. Hari ini benar-benar hari yang sangat melelahkan, perjalanan udara selama kurang lebih 10 jam dari Swiss ditambah setumpuk pekerjaan yang diberikan oleh bosku yang ‘murah hati’ itu sudah menguras habis tenagaku.

Bossku itu memang teramat sangat baik, ia memberikanku liburan seminggu di Negara gunung Alpen tetapi sebelum aku berangkat pulang ke Korea, ia mengirim email padaku dan mengatakan ada beberapa deadline rancangan design yang harus kuserahkan padanya besok lusa. Alhasil perjalan kembali selama 10 jam yang seharusnya bisa kumanfaatkan untuk tidur harus kurelakan dengan mengerjakan rancangan design itu di iPadku.

Aku menarik koper-koperku ke dalam kamar dan begitu melihat kasur kesayanganku dengan setumpuk boneka jerapah, tomat dan kelinci  milikku, aku langsung melompat ke arahnya, “Yeah!! Homey! I miss you Mika!!” Aku mengambil sebuah boneka jerapah yang selalu tersenyum dan memeluknya untuk sesaat. Kulirik jam dinding yang terpasang di kamarku, “Aish!! Aku terlambat!” Desisku. Segara kuraih radio kecil yang ada di meja samping tempat tidurku dan menyetel frekuensinya. Untuk sesaat yang terdengar hanya bunyi desisan tidak jelas namun setelah frekuensi yang kucari dapat, terdengarlah suara jernih itu.

Ah, itu tadi sebuah lagu dari Huh Gak-ssi ‘Hello’Akhir-akhir ini aku sangat menyukai lagu ini karena liriknya benar-benar sangat menyentuh, tentang bagaimana ketika kita kehilangan orang yang kita cintai.”

Aku mengambil ponselku yang ada di dalam tas lalu mengetik sebuah pesan dengan cepat. Setelah itu kutaruh kembali ponsel itu di sampingku, yang kulakukan selanjutnya adalah menunggu.

Aku mendapat beberapa pesan dari pendengar kita, akan kubacakan sedikit. Ah, ini dia pesan dari salah satu pendengar setia kita.. ‘Nae Kirin’ Ne oppa! Aku juga sangat menyukai lagu itu! Suara Huh Gak-ssi benar-benar bagus! Apa oppa punya lagu kesukaan lain akhir-akhir ini?”

Aku tersenyum begitu mendengar ia membacakan pesan dariku. Nae Kirin memang identitasku saat mengirim pesan pada si DJ oppa. Aku tidak pernah tahu siapa nama aslinya selama hampir dua tahun menjadi pendengar setia program radio ini, ia hanya memperkenalkan dirinya sebagai DJ R.

Ya, aku mempunyai sebuah lagu yang akhir-akhir ini selalu berputar di dalam pikiranku, sebenarnya ini bukan lagu baru tapi entah mengapa tiba-tiba aku sangat menyukainya, bagaimana kalau kita sama-sama mendengarkan sebuah lagu yang kupilih ini.”

Aku menguap begitu mendengar lagu itu, sebenarnya ini bukan jenis lagu yang dapat membuatmu tertidur tapi sepertinya tubuhku sudah teramat lelah dan akhirnya tanpa kusadari aku tertidur dengan radio yang masih menyala. Sepertinya lagu Billie Jean pun bisa menjadi lagu pengantar tidur yang tepat.

:::::

“Ya! Hyun Jae, kau mau ikut kita minum-minum tidak?” Ajak Yeon-Rin, salah seorang rekan kerjaku. Aku menggeleng pelan, “Ani, aku masih mempunyai beberapa pekerjaan yang harus kuselesaikan sepulang dari kantor.” Ujarku tanpa sedikit pun mengalihkan pandanganku dari layar komputer, “Lagipula.. kau tahu kan aku tidak kuat minum.” Lanjutku.

“Kau yakin? Ayolah, kali ini saja… menjelang natal.” Pintanya. Aku terkekeh, “Tidak bisa Rin-ah!”

“Ah, aku tahu kau pasti tidak ingin melewatkan acara radio kesayanganmu itu kan? Bersama si DJ Oppa itu? Geujyo??” Yeon-Rin langsung duduk di depanku dan dengan tatapan seperti mengintograsi seorang narapidana ia menatapku.

Mwoya? Aniya, aku memang banyak kerjaan.” Elakku sambil memalingkan wajahku.

“Hahaha, geojitmal! Aku tahu kebiasaanmu dua tahun terakhir ini, kau tidak akan pernah melewatkan acara radio itu kecuali sampai benar-benar terpaksa. Ya sudah kalau begitu. Tapi kau harus ikut saat tahun baru, tidak ada alasan.” Ujarnya. Aku hanya nyengir padanya, “Aku tidak janji ya.”

“Aku tidak mau tahu.” Kata Yeon-Rin dengan memberi penekanan di setiap katanya, “Sudah, aku pergi dulu, annyeong!” Ia pun segera pergi dan sekarang hanya tinggal aku dan seorang staff lainnya di ruangan ini.

Sebentar lagi pukul delapan malam, lebih baik aku bergegas pulang sekarang, pikirku. Aku segera merapikan beberapa gambar design ruangan yang berserakan di atas mejaku dan memasukannya ke dalam mapku. “Sung-Hyun ah, aku pulang duluan ya. Kau lembur hari ini?” Tanyaku pada satu-satunya staff yang tersisa di sini.

Eo! Noona sudah mau pulang? Kalau begitu hati-hati di jalan.” Ujarnya. Aku tersenyum tipis,”Ne.. sampai jumpa besok.”

:::::

Setelah selesai membersihkan tubuhku aku langsung meloncat ke atas tempat tidurku, “Hyaa!! Hari yang melelahkan! Geujyo, Mika?” Tanyaku pada boneka jerapahku yang tentu saja tidak akan pernah bisa menjawab semua pertanyaanku, ia hanya bisa tersenyum selamanya.

“Hahaha, ya sudah tidur sana.” Aku langsung melempar boneka itu ke pojok kemudian mengambil radio kecilku. Sambil mendengarkan acara radio kesayanganku, aku mengambil mapku dan mulai melanjutkan pekerjaanku yang tertunda tadi. Sesekali aku tersenyum mendengar celotehan si DJ ini.

Sebenarnya aku ini bukan tipe orang yang suka mendengarkan radio namun entah kenapa secara tidak sengaja ketika pertama kali mendengarkan acara radio ini dua tahun yang lalu aku langsung merasa tertarik dengan program radio ini. Suara DJ R sangatlah jernih dan terkesan agak lucu, terkadang ia suka bernyanyi dan suaranya benar-benar patut diacungi jempol. Ia bisa menjadi penyanyi dengan suara seperti itu. Dan sejak hari itulah aku mulai mendengarkan radio dan lama-lama aku merasa hidupku ada yang kurang kalau aku tidak mendengarkan suara jernih itu sehari saja. Setiap hari aku pasti akan mengirim pesan ke dengan identitas ‘Nae Kirin’ dan kujamin semua staff di sana pasti sudah hafal dengan identitas ini sedangkan DJ oppa tidak pernah memberi tahu identitas aslinya, ia hanya memperkenalkan dirinya sebagai DJ R, sebenarnya aku penasaran dengan sosok si DJ ini tapi ya sudah lah, aku cukup mengaguminya saja.

Ah sebentar lagi natal tapi sepertinya aku tidak bisa merayakannya dengan keluarga dekatku. Kadang kesibukan memang bisa membuat seseorang melupakan sekelilingnya ya. Kemarin aku baru saja pulang dari Swiss…”

Mwo??!!! Dia juga baru kembali dari Swiss?!!” Pekikku. Aku langsung memindahkan semua kertas kerjaku ke pinggir tempat tidur dan mengeraskan volume radioku.

Saat perjalananku kembali ke Korea, aku duduk bersebelahan dengan seorang gadis di pesawat, ia terlihat sangat sibuk, selama hampir 10 jam perjalanan ia hanya berkutat dengan iPadnya. Aku tidak tahu apakah ia beristirahat atau tidak. Sebelum aku tidur ia sibuk, ketika aku bangun tidur lagi-lagi dia masih sibuk. Aku ini bukan tipe orang yang betah duduk berjam-jam tanpa mengobrol dengan siapapun. Biasanya ketika aku sedang melakukan perjalanan ke luar negeri, aku pasti akan menyapa dan mengobrol dengan orang di sebelahku di dalam pesawat. Tapi kali ini… entahlah aku tidak berani menyapanya.”

Aku mengerutkan keningku, duduk dengan seorang gadis? Sibuk dengan iPad? Apa itu aku? Tapi aku bahkan sama sekali tidak ingat kalau yang duduk di sebelahku adalah seorang namja (_ _”)

Ya, jadi perjalanan pulangku dari Swiss bisa dibilang membosankan. Oleh karena itu semuanya, jangan sampai kesibukan kalian membuat kalian lupa dengan orang-orang di sekitarmu…Kalau begitu.. kita dengarkan sebuah lagu terlebih dahulu,ini dia.. ‘Way back into Love’.”

Selama lagu diputar, seperti biasa aku pasti akan mengirim pesan ke sana dan tidak lama setelah lagu itu habis, si DJ oppa langsung membacakan beberapa pesan yang sudah masuk.

Haha, PD-nim! Kita harus membeir penghargaan pada pendengar setia kita!” Suaranya terdengar naik satu oktaf, “PD-nim, kau pasti tahu ‘Nae Kirin’ sepertinya kita harus mengundangnya untuk siaran langsung bersamaku. Hahaha.. aku mendapat pesan lagi darinya, “DJ oppa, kemarin aku juga baru pulang dari Swiss, apa mungkin… kau yang duduk di sebelahku?” Ia membaca ulang pesanku dengan mengimitasi suara seorang perempuan. Aku tertawa geli mendengarnya.

“Wah! Kalau aku benar-benar duduk di sampingmu waktu itu, apa aku bisa disebut beruntung atau tidak? Aku beruntung duduk dengan pendengar setiaku tapi aku mati kebosanan di atas pesawat hahahaha…” Aku tertawa mendengar gurauannya, “Ya!! Apa maksudmu?! Itu hanya kebetulan!” Protesku ke radioku, ” Aku juga tidak mau berkutat dengan pekerjaanku saat sedang jalan-jalan ke luar negeri. Itu kan hanya kebetulan saja bossku memberiku pekerjaan tambahan.”

Sepertinya kita berjodoh, geuchi? Haha.. Untuk ‘Nae Kirin’ aku ingin mengadakan jumpa fans denganmu.. kita harus bertemu.” Apa aku salah dengar? Ia baru saja mengajakku untuk bertemu?!!

“Kyaa!! Fan meeting mwoya?!” Pekkiku ke arah radio. Aku seperti gadis gila yang berbicara pada radioku sendiri dari tadi .___.

Aku serius Kirin, haha baiklah kalau begitu lebih baik kita dengarkan sebuah lagu terlebih dahulu, ini dia Maroon 5 dengan Moves Like Jagger.

Aku tersenyum sendiri begitu mendengar ajakannya, tapi bagaimana caranya aku bertemu dengannya? Kenal dan tahu namanya saja tidak .___.

:::::

“Wittttyyy!!! Jangan menggigit Bomieku!!” Aku melepas sepatuku dan hampir saja memukul anjing putih bernama witty itu kalau pemiliknya tidak datang dan menghalangiku.

Ya! Neo micheosso?! Kau mau memukul anjingku?” Yeon-Rin datang dan langsung menghalangi aksiku disertai dengan ocehan panjang lebar.

“Anjingmu itu, baru ditinggal dua menit oleh pemilkinya sudah mencari gara-gara dengan anjingku!” Protesku. Yeon-Rin hanya tertawa tidak jelas kemudian menyodorkan segelas kopi panas padaku. Aku mengambilnya dan menyesap minuman pahit itu.

“Hahaha, anjingmu itu jenis Siberian Husky, masa dengan witty saja kalah.” Guraunya.

“Witty itu galak! Sama seperti  tuannya.” Balasku. Mata Yeon-Rin yang besar langsung melotot ke arahku, “Ya! Maksudmu apa? Sudah bagus aku mau menemanimu jalan-jalan di sore super dingin seperti ini.”

“Iya, iya, kau teman super baik Park Yeon-Rin.” Ujarku sambil mengusap bulu-bulu Bomie yang halus. Bomie memandang ke ujung jalan dan tiba-tiba menyalak. “Hush! Bomie!” Aku langsung memperingatkan anjingku, sejak dulu aku memang melatihnya agar tidak menyalak dan menggonggong ke sembarang orang tapi Bomie sepertinya tidak mendengarkanku dan terus menyalak.

“Kau lihat anjingmu juga sama galaknya dengan tuannya.” Kali ini giliran Yeon-Rin yang balas bergurau.

“Yeon-Rin, kau… BOMIEEE!!!! MAU KABUR KEMANA KAU?!!” Aku langsung berteriak panik begitu  Bomie langsung kabur ketika aku lengah memegang tali lehernya dan berlari ke ujung jalan. Akhirnya aku dan Yeon-rin beserta anjingnya juga harus ikut berlari mengejar Bomie. Yeon-Rin masih tetap memegang tali pengikat leher anjingnya dengan kuat karena kalau witty lepas…. Itu bencana kedua untuk orang-orang yang takut dengan anjing ==’

“BOMIE! BOMIE!!” Aku terus berteriak mengejar Bomie tapi ia tidak mendengarkanku.

“KYAAAAAA!! Tolong aku dikejar serigalaaaa!!!!!” Seseorang berteriak sangat kencang dan bisa kusimpulkan bahwa orang yang berteriak itu adalah objek yang sedang dikejar oleh Bomie.

“Bomie!!! Stop! Stop!!” Teriakku.

“Serigalaaaa!!! Eommaaa!!! Aku masih mau hiduuupp!!!!!” Sebisa mungkin aku menahan tawaku, rasanya agak aneh melihat seorang namja lari ketakutan hanya karena seekor anjing dan berteriak pada ibunya (?) Bomie menyalak dan sekali lompat ia berhasil menggigit tas ransel yang dibawa oleh namja itu.

“Argghh!! Aku mati!!” Teriaknya.

“Bomie!” Panggilku sekali lagi kemudian bersiul cukup kencang. Bomie langsung berbalik dan menatapku dengan matanya yang berwarna biru jernih. Aku mengatur nafasku sejenak kemudian datang dan menjewer telinga Bomie, “Hhh…Anjing… nakal! Hhhh..Malam ini jangan tidur di kamarku, arraseo?! Kembalikan!” Aku langsung mengulurkan tanganku untuk meminta tas yang digigit oleh Bomie.

Ia langsung diam dan memberikan tas itu padaku. Namja yang tadi dikejar Bomie datang menghampiriku dengan takut-takut, “Uumm… kau pelihara serigala?” Tanyanya.

Mwo?!” Aku langsung tertawa terbahak-bahak mendengarnya, “Ani, ini anjing jenis Siberian Husky! Hahahaha, jeongmal joisonghamnida. Bomie tidak galak hanya saja…. Sepertinya ia melihat tulang di tasmu.” Ujarku sambil tertawa kecil dan menyerahkan tas itu padanya.

“Oh, iya.. ada gambar tulang di sini.” Katanya.

“Hahaha, ne, sekali lagi aku minta maaf.” Aku membungkuk padanya sebagai tanda permintaan maafku.

“Hyun-Jaeeee!!!” Yeon-Rin berteriak dengan suara super soniknya dan berlari kecil menghampiriku, “Mian, mian, witty tadi juga sempat kabur hehehe… Oh, nuguyo?” Tanyanya sambil menunjuk ke arah namja ini.

Annyeonghaseyo Kim Ryeowook imnida.” Namja itu memperkenalkan dirinya dan membungkuk sopan ke arah Yeon-Rin. Yeon-Rin pun balas membungkuk dan memperkenalkan dirinya. Eh, suara itu.. sepertinya aku familiar dengannya namun diaman aku pernah mendengar suaranya ya?

“Ah, maaf aku tidak bisa lama-lama, aku harus pergi ke tempat kerjaku sekarang.” Ujar Ryeowook.

“Oh, ne, sekali lagi maaf ya, Bomie memang nakal kalau melihat tulang hehehe.” Kataku. Akhirnya namja yang bernama Ryeowook itu naik ke dalam bus dan sekarang hanya tinggal kami berempat. Aku, Yeon-Rin dan dua anjing kami.

“Ya, kenapa kau tidak mengenalkan dirimu padanya? Dia lumayan juga ya hehehe senyumnya manis dan… sweater pink dengan topi beanie berwarna pink sepertinya tidak buruk juga, stylenya oke!” Celoteh Yeon-Rin.

“Ah! Aku lupa! Babo.” Gumamku, “Ya sudah ayo pulang sebelum si Bomie dan Witty cari ribut lagi.”

Bomie \(@>v<@)/

:::::

Hari ini aku mengalami suatu kejadian yang cukup membuatku ketakutan…..” Suaranya yang jernih kembali terdengar setelah beberapa pesan komersial diputar. Aku baru saja selesai mandi setelah memandikan Bomie. Hari ini benar-benar hari yang cukup melelahkan.

Saat aku sedang berjalanan ke arah halte bus tiba-tiba aku mendengar suara anjing menyalak dari arah belakang. Aku ini orang yang sangat takut pada anjing jadi pada saat aku menoleh untuk memastikan bahwa aku tidak salah dengar, seekor anjing… ah tunggu.. awalnya aku mengira bahwa itu adalah serigala!”

Aku langsung terperangah… jadi.. Kim Ryeowook itu…. Pantas saja saat bertemu dengannya tadi aku merasa seperti pernah mendengar suara itu sebelumnya! Kukira DJ R itu hanya anak-anak remaja berumur belasan tahun karena suaranya tapi ternyata aku salah.. DJ R itu… aslinya keren 😀

Daann…. Aku dikejar oleh serigala itu! Aku benar-benar sangat ketakutan, kurasa hari ini adalah hari kematianku karena setelahnya aku akan diterkam oleh serigala.. heukheuk….” Ia menirukan suara orang menangis dan aku langsung tertawa, “Babo! Itu anjing!”

“Tapi untungnya itu hanya anjing, ia mengejarku karena melihat tasku yang ada gambar tulangnya.. aigoo… Aku hampir mati lemas gara-gara anjing itu!”

Aku tertawa terbahak-bahak setelah mendengar ceritanya, cepat-cepat aku langsung mengirim sebuah pesan pada stasiun radio itu.

Ah oke..sudah  ada beberapa pendengar yang mengirim pesan masuk dan mengatakan bahwa mereka juga mempunyai pengalaman yang sama denganku. Hahaha ada pesan dari ‘Heebon-ssi, “Ne, aku juga pernah dikejar oleh anjing dan aku berakhir dengan pingsan di jalan.” Hahaha, untung aku tidak pingsan seperti Heebon-ssi. Lalu… ah! ‘Nae Kirin’ juga mengirim pesan! “Itu bukan serigala oppa, itu Siberian Husky, ingat! Dan… namanya Bomie.”

Setelah membaca pesan itu ada jeda yang cukup lamanya, sepertinya ia terdiam beberapa saat setelah membaca pesan dariku, apa dia terkejut?

Sepertinya aku sudah bertemu dengan ‘Nae Kirin’ padahal undanganku untuk bertemu dengannya baru kukatakan beberapa hari yang lalu… Apa.. ini kebetulan, Kirin-ssi?”

Aku tersenyum di depan radioku dan mengangguk kecil, “Sepertinya begitu, Ryeowook-ssi.”

:::::

“Hyuniiiee!!” Yeon-Rin menghampiri meja kerjaku sambil tersenyum sumringah. Aku menatapnya sekilas kemudian kembali sibuk membereskan mejaku, “Mwoya?” Jawabku seadanya.

“Hehehe, malam ini kan malam pergantian tahun baru… dan.. sepertinya minggu lalu kau janji mau ikut minum-minum dengan kami semua, jadi kan?” Tanyanya.

Mworago? Minum-minum? Aku tidak bilang janji Rin-ah.” Jawabku.

“Ayolah, ya, ya, Kevin juga ikut kok, ya….” Yeon-Rin memelas padaku dengan mengeluarkan jurus puppy eyesnya. Aku menghela napas kemudian mengusap tengkukku, “Bukannya apa. Tapi, aku sudah berencana untuk pergi ke tepi Han-gang untuk melihat kembang api bersama Bomie. Ah! Dan juga aku akan makan samgyupsal dengan Bomie!”

“Si serigala itu?” Cibir Yeon-Rin. Aku langsung menatapnya jengah, “Mwo? Serigala apanya? Dia itu anjing husky!”

“Ya, ya, apapun itu…” Kata Yeon-Rin santai sambil mengibaskan tangannya, “Baiklah kalau kau tetap ngotot..ya.. sepertinya Kevin agak sedikit kecewa.” Gumam Yeon-Rin.

Ya!! Yeon-Rin noona!” Sung-Hyun berteriak memperingatkan Yeon-Rin dari ujung ruangan. Yeon-Rin hanya nyengir tanpa rasa bersalah padanya.

“Mwo? Kevin? Maksudmu Woo Sung-Hyun? Kenapa dia kecewa?” Tanyaku bingung. Yeon-Rin tiba-tiba jadi salah tingkah dan mengalihkan perhatian dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, “Ah..uumm.. aniya, bukan apa-apa hehehe.. “ Setelah itu Yeon-Rin langsung kabur. Aku hanya menggelengkan kepalaku kemudian kembali membereskan meja kerjaku.

:::::

“Bomie! Ayo sini, kita dapat spot yang bagus.” Aku duduk di tepian sungai dan memerintahkan anjingku untuk mengikutiku. Sungai Han malam ini sangat padat dipenuhi oleh orang-orang yang menanti pergantian tahun dengan menonton pertunjukan kembang api yang biasanya diadakan setiap tahun. Tahun ini kali pertamaku kesini.

“Kau mau makan Bomie?” Tanyaku pada anjing husky di sebelahku. Ia hanya menggonggong sambil mengibaskan ekornya. Aku terkekeh  dan mulai mengeluarkan beberapa biskuit dari dalam tas. Kami berdua makan cemilan terus menerus sambil menunggu kembang api diluncurkan.

“Sudah dulu ya makannya Bomie, sebentar lagi kembang apinya mau dimulai.” Ujarku dengan mulut penuh tapi Bomie masih terus menarik bungkusan makanan yang kupegang dan memakannya dengan rakus jadi pada akhirnya aku membiarkannya tetap makan biskuit itu sampai habis.

“Semuanya ayo bersiap-siap!! Kita akan berhitung mundur!!” Seseorang member aba-aba ketika kembang api akan segera diluncurkan. i

“10.. 9…8….”

“7…6..5!!!” Aku berteriak dengan antusias, walau udara malam ini sangat dingin tapi itu tidak menyurutkan semangat semua orang yang ada di sini untuk menyambut tahun baru.

“4…3…2…….1!!!! HAPPY NEW YEAR!!!” Semua orang berteriak dan detik berikutnya sebuah pemandangan indah menghiasi langit malam Seoul. Berbagai macam kembang api diluncurkan ke udara dan menimbulkan banyak bunyi ledakan. Kembang api terus diluncurkan tanpa henti, dengan berbagai bentuk dan warna. Aku mengadah ke atas selama beberapa menit dan mengagumi kembang api itu. Sesekali aku bertepuk tangan dan berteriak, malam tahun baru kali ini benar-benar sangat berkesan untukku.

Bomie juga tidak ketinggalan, sesekali ia menyalak dan melolong tapi begitu ada bunyi ledakan yang cukup kencang dia akan menunduk takut.

Meositda!!! Jinjjaro!!” Teriakku lalu bertepuk tangan. Kembang api masih terus diluncurkan membuat semua orang yang ada disini terpesona dengan keindahan yang diciptakan kembang api itu.

“Wow!!! Daebak!!” Teriak seorang namja di sebelahku. Aku langsung mengalihkan pandanganku dari atas langit, “Neo!!” Pekikku kaget, rasanya mataku akan jatuh saat itu juga saking kagetnya. Ia hanya tersenyum, “Kita bertemu di sini ‘Nae Kirin’ hehe…” Ujarnya. Aku masih tidak bisa mengalihkan pandanganku, rasanya kembang api di atas sana menjadi tidak menarik lagi karena namja yang ada di sebelahku ini.

“Kau.. tidak siaran hari ini?!” Tanyaku.

“Hahaha, hari ini ada special DJ yang menggantikanku. Wah, kebetulan lagi sekali kita bertemu.. pertemuan ketiga kita.” Ucapnya.

“Mwo? Tiga?”

“Ne, disini, minggu lalu saat aku dikejar oleh serigalamu…”

“Itu anjing.”

“Ya, ya, anjingmu dan dua minggu lalu di pesawat.” Ujarnya. Aku mengerutkan keningku, “Pesawat? AH!! Kau… jangan-jangan kau yang waktu itu duduk di sebelahku? Saat pulang dari Swiss?!” Pekikku kaget. Ryeowook tertawa, “Majayo! Kau si gadis super sibuk!” Sesudah percakapan singkat itu kami kembali terdiam dan tenggelam dalam pikiran masing-masing sambil melihat kembang api. Rasanya aneh sekaligus mendebarkan. Bisa bertemu dengan orang yang selama ini tidak diketahui identitasnya secara kebetulan beberapa kali, bukankah itu aneh? Seperti memang sudah direncanakan?

“Oh, chuwo.” Aku menggosok kedua telapak tanganku yang terasa beku, entah karena kedinginan atau grogi bertemu dengan si DJ R ini.

Chuwo? Jamsi gidaryeojuseyo.” Ryeowook segera bangkit dari duduknya dan berlari entah kemana, hilang diantara kerumunan orang banyak. Aku menghela napas, “Isanghae.. (aneh)”

“Kopi panas?” Ia menyodorkan sekaleng kopi panas padaku. Aku menerimanya dan tersenyum tipis, “Gomawo. Ya, kenapa kau bisa tahu kalau aku ini si Kirin?” Tanyaku sambil membuka tutup kaleng kopi dan menegak isinya, membuat tubuhku terasa lebih hangat dari sebelumnya.

“Aku memiliki daya ingat yang cukup baik, terutama kejadian buruk saat dikejar oleh seri.. ah tidak, maksudku anjingmu. Kebetulan sekali hari ini aku tidak siaran jadi aku memutuskan untuk melihat kembang api disini karena kata orang-orang petunjukan kembang api di Sungai Han sangat indah dan saat aku sedang berjalan-jalan untuk mencari tempat duduk, aku melihat kau duduk disini sambil berteriak dengan antusias bersama seriga.. eh. Maksudku anjingmu.” Sesudah Ryeowook bercerita, ia menegak minumannya.

“Lupakan saja, panggil Bomie serigala kalau kau mau.” Kataku, “Jadi, ini kebetulan yang… sangat kebetulan (?) Uumm..Kau tahu kan maksudku?” Lanjutku. Ryeowook terkekeh, “Ne, arrayo.. WOOAAH!!” Tiba-tiba Ryeowook berteriak histeris saat Bomie datang dan menjilat wajahnya hingga membuatku tertawa.

“Hahahaha… kau.. hahaha setakut itukah kau dengan anjing? Hahaha.” Aku menarik Bomie mendekat dan mengusap kepalanya, “Dia tidak ganas, hanya kelihatannya saja. Perawakannya memang seperti serigala.” Ujarku. Ryeowook tetap diam di tempatnya dan enggan untuk duduk di sebelahku lagi, “Eerr.. trauma masa kecil? Entahlah yang pasti aku anti.”

“Haha, ya sudah. Eh, sepertinya pertunjukan kembang apinya sudah habis.” Ujarku.

“Kau terlalu asik mengobrol.. wae? Kau sudah mau pulang?” Tanyanya. Aku mengangguk, “Aku tidak bisa lama-lama..” Sebenarnya aku masih ingin berada disini dan mengobrol lebih lama dengan Ryeowook tapi apa boleh buat, ada sedikit pekerjaan yang belum kuselesaikan.

“Mau kuantar?” Ryeowook menawarkan diri.

“Ah, tidak usah, itu hanya akan merepotkanmu saja.” Tolakku halus.

Aniya, aku ini memang suka berjalan-jalan. Kapan lagi aku bisa mengobrol dengan pendengar setiaku?” Katanya. Aku tersenyum mendengarnya, “Terserah kau saja.” Akhirnya kami bertiga pun berjalan pulang walau Ryeowook tidak berani mendekat karena Bomie yang berjalan di sebelahku. Sesekali Bomie akan menggenggong dan membuat Ryeowook berjalan semakin jauh.

“Sesekali.. datanglah ke stasiun radio tempat aku siaran.” Ryeowook memulai pembicaraan.

Eo? Boleh?” Tanyaku.

“Tentu saja, kan kemarin aku sudah bilang pada PD-nim kalau pendengar setia sepertimu harus diundang sekali-kali.” Jawabnya. Aku hanya ber-o-ria dan akhirnya kami berdua kembali berjalan dalam diam. Benar-benar canggung sekali ==’

“Kau tinggal disini?” Tanya Ryeowook begitu kami sampai di depan gedung berlantai enam. Aku mengangguk, “Eo, hanya apartemen kecil atau bisa dibilang hanya sebuah flat. Uumm.. terima kasih untuk semuanya Ryeowook-ssi, semoga kita bisa bertemu lain kali lagi.” Ucapku lalu membungkuk sopan kepadanya.

“Ah, bukan hal besar. Ne, aku pulang dulu. Jaljayo Kirin.” Ryeowook berpamitan padaku, “Eerr.. sampai jumpa Bomie.” Lanjutnya berpamitan pada anjingku. Bomie menyahut dengan menggonggong dan membuat Ryeowook meloncat kaget. Aku tertawa kecil, “Hahaha, dia tidak galak. Josimhae Ryeowook-ssi.”

“Ne.. ne..” Ryeowook membungkuk dengan canggung dan berjalan berbalik arah. Tiba-tiba aku teringat sesuatu, “Ryeowook-ssi!!!” Panggilku. Ryeowook menghentikan langkahnya dan berbalik, “Mwo?!!”

“Aku belum memberi tahu siapa namaku!” Balasku.

“Tidak usah! Aku tidak perlu tahu siapa namamu! Anggap saja dengan tidak mengetahui namamu kita mempunyai alasan untuk bertemu lagi! Yang aku tahu kau adalah Nae Kirin!!” Jawabnya. Aku tersenyum, “Joha!! Annyeong!” Setelah pamitan singkat itu aku segera masuk ke dalam gedung apartemenku. Tahun baru kali ini rasanya sangat menyenangkan.

:::::

Yeorobuunn gut bam! Hehehe, bagaimana perayaan tahun baru kalian semalam? Aku harap kalian semua melewatinya dengan gembira! Ah, kemarin aku melihat banyak sekali pasangan yang melewatkan malam tahun baru bersama.. Aku iri T_T Yeorobun! Aku harap kalian semua menjaga kesehatan kalian selalu karena bagaimana pun kesehatan adalah hal yang paling penting!”

“Waa, Johta, itu dia lagu pembuka dari Troublemaker, judulnya Trouble maker hahaha aku sempat mencoba untuk bersiul mengikuti nadanya tapi gagal..Umm, baiklah.. Ada sebuah pesan yang menanyakan bagaimana aku melewatkan malam tahun baruku.. Uumm, aku melewatkanya dengan seseorang yang special hahaha, aku bertemu dengannya lagi secara kebetulan dan ini merupakan yang ketiga kalinya! Dan harapanku tahun ini adalah semua pendengar dan orang-orang yang kusayangi tetap sehat sepanjang setahun. Yeorobun saranghae

:::::

Aku menghela napas panjang sembari mengetuk pulpen ke atas meja. Jam di kantor seperti tidak bergerak sama sekali dari tadi, rasanya aku sudah duduk setengah jam tapi begitu melihat jam ternyata waktu baru berjalan lima menit. Menyebalkan.

“Kau belum pulang?” Tanya Yeon-Rin padaku. Kulihat ia sudah menenteng tasnya dan menjijing tas laptopnya, “Belum.  Sore ini aku dan Sung-Hyun akan bertemu dengan klien jadi sekarang aku harus menunggu sampai jam enam.” Jawabku. Yeon-Rin hanya mengangguk paham, “Oh, kalau begitu aku pulang dulu. Hwaiting ya!” Yeon-Rin menyemangatiku dengan mengepalkan tangannya dan bersorak. Aku memutar bola mataku dan terkekeh, “Ne, ne.. josimhae.”

Setelah Yeon-Rin pulang aku kembali dilanda kebosanan. Bertemu dengan klien, terkadang untuk mencapai kesepakatan akan dibutuhkan waktu yang cukup lama dan itu artinya pulang malam, pulang malam artinya hari ini aku tidak bisa mendengar suara Ryeowook! Aigoo…..

Noona ayo berangkat sekarang.” Suara Sung-Hyun membuyarkan lamunanku. “Eo.” Aku memasukan beberapa dokumen penting dan rancangan designku kedalam tas dan menyampirkannya di pundakku, “Uum, Sung-Hyun ah, apa pertemuan dengan klien hari ini akan memakan waktu yang sangat lama?” Tanyaku.

“Loh, bukannya noona sudah sering bertemu dengan klien? Aku tidak begitu tahu, ini baru kedua kalinya aku akan menemui klien. Wae geurae noona?”

Aniya, tidak apa-apa, aku hanya bertanya.”

:::::

Gamsahamnida Tuan Cho, kami harap untuk kedepannya anda akan bekerja sama dengan perusahaan kami lagi.” Aku dan Sung-Hyun mengakhiri pertemuan dengan klien kami dan membungkuk sopan kepadanya.

“Ah, sama-sama, aku suka sekali memakai design dari perusahaan kalian dan sepertinya design ruangan yang anda berikan sangat cocok dengan konsep café yang akan kami bangun.” Ujarnya, “Sekali lagi aku minta maaf karena ayahku tidak bisa datang untuk menemui kalian dan sebagai gantinya hanya aku yang datang.” Lanjutnya.

“Ah, gwaenchana Kyu-Hyun ssi, anda juga mewakilkan ayah anda.” Ujar Sung-Hyun. Sesudah Kyu-Hyun pamit mengundurkan diri, aku dan Sung-Hyun segera merapikan semua dokumen yang ada. Yang ada dipikiranku sekarang hanya pulang, pulang, dan pulang.

Sekarang kami berjalan meninggalkan kafe yang tadi merupakan tempat meeting mereka ke stasiun subway, “Noona, kau mau aku mengantarmu pulang?” Sung-Hyun menawarkan dirinya untuk mengatarku pulang. Aku tersenyum tipis, “Ah, tidak usah Sung-Hyun ah, itu hanya merepotkanmu saja.” Tolakku.

Aniya, gwaenchana noona-ya, sekarang sudah malam dan tidak baik untuk seorang wanita pulang sendirian malam-malam begini.” Ujarnya. Aku menggeleng pelan, “Ani, aku hanya merepotkanmu, aku bisa jaga diri kok.”

Noona yakin? Kita searah jadi sekalian saja.”

“Sungguh tidak usah Sung-Hyun ah.” Kataku sambil melambaikan tanganku untuk menolak tawarannya.

Jinjjaro? Aku khawatir nu…”

“Tidak kah kau mendengar bahwa dia sudah berkali-kali menolaknya?” Tiba-tiba Ryeowook yang entah dari mana datang dan menginterupsi kami. Sung-Hyun dan aku sontak saja terkejut, “Ryeo..wook-ssi.” Ryeowook menggenggam pergelangan tanganku, “Maaf tapi aku bisa mengantarnya, kau pulang saja.” Setelah itu ia menarikku menjauh dari Sung-Hyun.

Ya! Lepaskan aku, bagaimana mungkin aku bersikap begitu pada Sung-Hyun?” Protesku tidak terima ditarik paksa begitu saja oleh Ryeowook tanpa sempat berpamitan dengan Sung-Hyun sama sekali.

“Memangnya dia siapamu?” Tanya Ryeowook ketus.

“Rekan kerjaku.” Jawabku singkat barulah saat aku menjawab demikian Ryeowook melepas genggamannya, “Mian, aku kira dia bukan pria baik-baik.” Ucapnya.

Aku memutar bola mataku dan mendecak, “Bagaimana mungkin Sung-Hyun terlihat seperti itu?”

“Habisnya dia seperti memaksamu begitu.” Jawab Ryeowook dengan tatapan ke bawah, oke jangan bilang karena merasa bersalah dia jadi menunduk seperti itu. “Hahaha, Ryeowook-ssi, kau  ini polos sekali hahahaha bagaimana mungkin kau pikir ia bukan pria baik-baik hanya karena memaksakan dirinya untuk mengantarku pulang? Dan kau sendiri, kenapa bisa berada disini? Tiba-tiba menarikku pergi, lihat saja fashionmu itu terlihat lebih ‘teroris’ daripada Sung-Hyun tahu! Topi hitam, baju hitam, mantel hitam, serba hitam semuanya.” Ocehku.

Jeo? Aku kan memang kerja disini, kau lupa aku seorang DJ untuk KBS? KBS kan terletak di Yeouido.” Jawabnya. Aku menepuk keningku, “Baboya, aku lupa.”

“Dan… walaupun fashionku seperti teroris tapi wajahku kan tidak.” Ryeowook dengan pedenya bilang kalau wajahnya tidak seperti penjahat? Oh ayolah, jangan memasang tampang memelas, aku menatapnya dari atas ke bawah, “Well, kuakui wajahmu terlihat imut untuk pria seusiamu.” Ryeowook tersenyum begitu mendengar pujianku tentang wajah imutnya.

“Kau sendiri kenapa bisa sampai kesini dengan Sung-Hyun Sung-Hyun itu?” Ryeowook balik bertanya, saat menyebutkan nama Sung-Hyun, ada sedikit nada tidak suka tapi aku malah terkikik geli, Ryeowook benar-benar seperti anak-anak.

“Aku tadi habis meeting dengan klien. Ayolah, kau tidak benar-benar tidak suka dengan Sung-Hyun kan?” Tanyaku. Ryeowook langsung salah tingkah dan mengalihkan pandangannya ke arah lain, “Ah, tidak.. kenapa aku harus seperti itu? Ya sudah biar kuantar kau pulang.” Ucapnya kemudian mempercepat langkahnya. Aku terkekeh, “Dasar anak-anak.”

:::::

Semua berawal hanya dari sebuah radio, aku yang menjadi pendengar setia acara yang dipandu oleh DJ Ryeowook selama dua tahun sekarang menjadi teman baik, hhmm bisa dibilang dalam waktu tiga bulan saja sejak pertemuan tidak disengaja gara-gara ia dikejar oleh anjingku itu kami menjadi sahabat dekat. Kadang sebelum Ryeowook pergi untuk siaran ia menyempatkan diri datang ke apartemenku, hanya untuk meminta pendapatku tentang masakannya (sekaligus memberiku makan malam :p). Masakannya benar-benar enak! Aku sempat bergurau bahwa ia seharusnya menjadi koki daripada cuap-cuap di radio atau menjadi penyanyi, suaranya benar-benar luar biasa!

Selain itu seminggu sekali aku juga pasti menyempatkan diri untuk datang ke KBS dan melihatnya cuap-cuap sebagai DJ radio hingga PD-nim pun sampai hafal jadwal kunjungankku. Jadi intinya kami sudah menjadi sahabat akrab selama tiga bulan ini dan aku sangat senang bisa mengenal Ryeowook, pembawaannya sangat ceria dan bisa memberi semangat kepada orang-orang di sekitarnya. Tapi selama tiga bulan ini ia juga tidak mengetahui namaku, ia terus memanggilku dengan sebutan Kirin.

“Kirin-ah, ayo coba pepperoni fusillinya, aku mencari resepnya dari internet dan khusus memasaknya untukmu.” Ryeowook menyodorkan sebuah bekal hangat padaku. Aku menerimanya dan tersenyum, “Gomawo, kau tahu dari mana aku suka pasta?” Tanyaku. Aku membuka kotak bekal itu dan wanginya benar-benar harum.

“Eerr.. bukan masalah penting aku tahu dari mana. Eottae? Masisseo?” Tanyanya. Ia melihatku makan dengan tatapan penuh harap, setelah mencicipi suapan pertama aku langsung mengangguk, “Jinjja masisseo! Kau harusnya menjadi koki saja!” Aku menyuapkan sesendok pasta itu ke dalam mulutku lagi.

Jinjja?! Ah, kau selalu mengatakan hal itu setiap kali kau mencoba masakanku tapi.. aku senang kalau kau menyukai masakanku.” Ujar Ryeowook lalu tersenyum, membuat kedua pipinya naik. Persis seperti anak kecil yang baru saja dipuji karena mendapatkan nilai 100 di setiap ulangannya.

“Ayo kau harus mencobanya juga!” Aku menyodorkan bekal itu padanya tapi Ryeowook menggeleng pelan, “Aku.. tidak begitu suka pasta.”

Waeyo? Kalau begitu kenapa masak ini?” Tanyaku.

“Menurutku pasta terlalu berminyak. Ah, gwaenchana, asal kau suka, semua jenis masakan yang ada di dunia pun akan kumasak untukmu.” Katanya.

“Kau terlalu baik Ryeowook-ssi… tapi.. terima kasih banyak.” Aku tersenyum dan kembali memakan fusillinya.

“Tidak usah memanggilku dengan embel-embel –ssi. Terlalu formal. Ryeowook saja, atau.. bagaimana kalau kau memanggilku dengan sebutan oppa? Aku kan lebih tua darimu. Oke? Oppa saja ya, aku senang kalau ada yang memanggilku dengan sebutan oppa.” Pintanya. Aku terkekeh pelan, “Sirheo.”

:::::

Musim semi tahun ini terasa agak berbeda, aku yang biasanya hanya akan masuk kantor, pulang kantor, dan mengajak jalan-jalan anjingku untuk menikmati hangatnya musim semi, kali ini aku akan mendapat sedikit liburan dan jalan-jalan ke Daegu selama 3 hari. Hhmm, sebenarnya ini bukan rencana awalku, aku hanya ingin menikmati sore dengan pergi bersama Yeon-Rin sambil membawa anjing kami tapi tiba-tiba Ryeowook menghubungiku dan mengatakan bahwa ia mendapat jatah liburan selama 1 hari dan ia berniat untuk melihat bunga plum  mekar di Daegu.

“Kau sudah siap? Kaja Kaja!” Pagi-pagi sekali Ryeowook sudah datang menjemput dan bertanya padaku sambil memasang senyum sumringah ketika aku keluar dari apartemenku. Aku menghela napas dan mengangguk, “Ne!” Jawabku bersemangat. Dan disinilah aku sekarang, di dalam mobilnya dan memandang ke luar untuk melihat pemandangan sekitar.

“Ahaha aku sangat menantikan hari ini! Akhirnya aku bisa jalan-jalan juga!” Ryeowook terus mengoceh panjang lebar, senyum selalu menghiasi wajahnya hari ini. Saking cerewetnya dia hari ini, dia tidak berbeda dari ibuku atau mungkin ia sama seperti semua ibu-ibu yang ada di Korea Selatan. Ia bercerita dengan semangat, semua ia ceritakan, bagaimana awalnya ia bisa menjadi DJ, tentang keluarganya, boneka jerapah kesayangannya ==’ dan banyak hal lainnya. Tapi berkat semua ocehan-ocehannya yang dari penting sampai tidak penting itu membuat perjalanan berjam-jam ke Daegu menjadi lebih menyenangkan. Kim Ryeowook benar-benar orang yang sangat menyenangkan dan enak untuk diajak bicara.

“Kata orang bunga plum yang bermekaran di Daegu itu lebih indah daripada yang ada di Seoul atau Jinan dan.. tada!! Kebetulan PD-nim berbaik hati untuk memberiku liburan hehehe dia menyuruhku untuk mengajakmu liburan bersama hehehe. Dia bahkan memberikan kita beberapa voucher belanja dan makan nanti.” Ryeowook langsung ceplas ceplos dan spontan membuatku memekik terkejut, “MWO?!! PD-NIM?!!”

“Ne! ! Kau harusnya senang Kirin! Anggap saja ini hadiah khusus dari PD-nim karena kau sudah menjadi pendengar setia program radioku.” Ujar Ryeowook.

“Tapi.. tapi… aku memang sudah dua tahun lebih mendengar program radiomu tapi.. maksudku kita bahkan baru kenal selama 4 bulan saja.” Kataku tidak habis pikir dengan ide PD-nim dan Ryeowook.

“Lalu? Apa bedanya 2 tahun dan 4 bulan? Menurutku aku sudah menganggapku sahabat terbaikku, dan aku merasa seperti sudah mengenalmu selama 2 tahun 4 bulan. Bagiku mau selama apapun atau walau baru bertemu sebentar, semua kuanggap seperti teman baikku.” Kata Ryeowook lalu tersenyum, “Uri-neun chingujanha, geujyo? (Kita adalah teman, ya kan?)”

Aku mengangguk-ngangguk dan menyandarkan tubuhku ke jok, “Ne, geujyo.. uri-neun chinguyeyo.

:::::

Perjalanan dari Seoul ke Daegu membutuhkan waktu sekitar kurang lebih lima jam dengan mobil. Dan selama tiga jam lebih aku menghabiskannya dengan tidur di mobil, dua jam sudah aku mendengar ocehan Ryeowook hingga aku merasa sangat mengantuk dan akhirnya aku ketiduran sampai akhirnya Ryeowook membangunkanku saat kami sudah sampai di Daegu.

“Kirin.. Kirin… ireona. Kau tidur aku jadi bosan karena tidak ada teman bicara.” Ryeowook mengguncang tubuhku pelan dan tidak henti-hentinya mengoceh menyuruhku bangun saat kami sampai di sebuah taman yang sangat luas dan dipenuhi oleh beratus-ratus pohon plum yang sedang mekar.

“Ye, ye.. ireonasseoyo.” Jawabku malas.

“Tadaa… kita sudah sampai! Ayo cepat turun.” Ryeowook segera turun dari mobil dan berlari kecil ke bagasi mobil, sepertinya dia mengambil sesuatu seperti.. keranjang piknik mungkin? Hahaha tidak mungkin, untuk apa ia membawa keranjang piknik? Aku membuka sabuk pengamanku dan turun dengan malas, sepertinya efek tertidur terlalu lama di mobil membuat tubuhku menjadi kaku.

Kaja!” Ryeowook menghampiriku dan tersenyum. Pandangan mataku langsung tertuju pada benda yang dibawanya, “Kau! Kau tidak benar-benar akan piknik disini kan?!” Astaga! Dia benar-benar membawa keranjang piknik!

Ryeowook hanya mengangguk-ngangguk seperti anak kecil, “Uumm.. Ne… Wae irae?”

“Ah, ani.. hanya saja, piknik.. kita berdua? Aigoo, tidak terlalu baik, orang-orang bisa mengira kita berdua ini sepasang kekasih padahal kita hanya teman hahaha.” Kataku sambil tertawa kaku. Isanghae, isanghae… aku sepertinya sudah mulai tidak waras, ah tidak sepertinya jantungku sudah rusak, dia selalu berdetak berkali-kali lebih cepat sekarang jika Ryeowook berada di sekitarku.

“Ah, aku tidak peduli, kau kan temanku dan kau itu spesial, kaja.” Ryeowook langsung menggenggam tanganku dan berjalan didepanku. Aku memperhatikan punggungnya dari belakang dan juga rambut  kecoklatannya yang berantakan karena tertiup angin. Sepertinya kali ini bukan jantungku saja yang ikut rusak tapi paru-paruku juga. Aish!! Micheosseo!!

“Nah! Di sini sepertinya tempat yang cocok.” Ryeowook memilih tempat yang tidak terlalu ramai, ia mulai membereskan semua barang yang ia bawa dan bisa menyulap tempat itu menjadi sebuah tempat piknik yang biasa kutonton di drama-drama. Oke, aku terlalu banyak menonton drama sepertinya. Ryeowook menupuk-nepuk tempat kosong yang ada di sebelahnya.

Waeyo? Kenapa malah melamun?” Tanyanya.

Aniyo, melihatmu bersungguh-sungguh seperti ini aku merasa tersentuh. Entahlah tapi rasanya ini seperti drama-drama yang sering kotonton di TV.” Jawabku lalu duduk di sebelahnya, di bawah sebatang pohon bunga plum.

Johahaseyo? Ahh!! Gippo! Aku juga suka menonton drama dan menurutku adegan-adegan seperti itu romantis dan kali-kali aku harus melakukannya jadi aku memang khusus menyiapkan ini semua seperti yang ada di drama.” Ujarnya lalu tertawa, “Kau ini korban drama ya.” Sindirku.

Mwo?! Kau juga suka nonton drama, jadi anggap saja kalau kita berdua adalah korban drama.” Kata Ryeowook tidak terima jika aku mengatainya korban drama tapi memang kenyataannya kan seperti itu. Ia mulai sibuk membuka bekal yang ia bawa dan menyodorkan sekotak kimbap padaku, “Ayo coba, ini khusus kubuatkan untukmu, tidak terlalu pedas karena kau kan tidak kuat makan yang pedas-pedas.. payah.”

Aku menerima kotak bekal itu, “Ryeowook-ssi….”

Oppa.” Koreksinya.

“Ah, terserah, kau bangun jam berapa? Menyiapkan ini semua, menjemputku pagi-pagi sekali?” Tanyaku.

“Hhmm.. jam setengah tiga.” Jawabnya.

“Setengah tiga? Kau tidak lelah? Nanti biar aku saja yang menyetir keliling Daegu jadi kau bisa beristirahat.” Kataku. Melihat kantung matanya yang besar itu membuatku khawatir, “Kau juga kurus, kau makan tidak sih?” Aku menyumpit sepotong kimbap dan memasukannya ke mulut Ryeowook.

“Iya, iya, aku makan jadi kau tenang saja oke? Aku baik-baik saja.” Jawab Ryeowook dengan mulut penuh. Seulas senyum menghiasi wajahnya dan membuat ia terlihat makin manis. Aish! Agi-lagi otakku mulai tidak waras, ada suatu perasaan aneh.

“Bunga plumnya benar-benar cantik. Tidak sia-sia PD-nim menyuruhku kesini.” Ucap Ryeowook. Kami  kembali menikmati makan siang sambil melihat bunga Sakura dan sepanjang hari ini jantungku tidak bisa kuajak berkompromi.

“Besok kau siaran lagi?” Tanyaku membuka perbincangan kembali. Ryeowook mengangguk, “Eo, sesampainya di Seoul malamnya aku langsung siaran.”

Pigonanhaji? (Tidak lelah)”

Ryeowook menggeleng, “Tidak juga, kalau pun aku merasa seperti itu tapi ketika tahu banyak orang yang mendengarkan dan menyukai acara yang kupandu itu sudah membuatku senang terlebih saat kau mengirim pesan setiap hari.. rasanya aku menjadi bersemangat kembali! Nae Kirin, dia yang selama dua tahun lebih menemaniku dengan mengirim berbagai pesan. Dua tahun kita tidak saling mengenal secara langsung tapi aku tidak merasa seperti itu, aku menganggapmu sebagai teman di radio..dan….. aku ingin mengatakan sesuatu padamu..” Ryeowook mengambil nafas dalam-dalam dan menghembuskannya, “Johahae.” Saat itu juga aku tahu bukan jantungku yang sudah rusak, mendengar satu kata itu membuatku sadar bahwa yang membuat pikiranku kacau adalah karena aku juga merasakan hal yang sama dengannya.

“Kau sahabat terbaik yang pernah kutemui. Nado johahae” Jawabku lalu tersenyum simpul.

Spring at Daegu

:::::

Yeorobun, musim semi sudah datang. Saatnya melepaskan mentel dan jaket! Apa yang kalian lakukan pada waktu musim semi? Pergi bersama pasangan kalian? Atau berbelanja dengan teman-teman kalian? Hahaha aku sangat iri sekali.. Kemarin aku pergi ke Daegu dan hari ini aku sudah kembali siaran menemani kalian semua, para pendengarku tercinta.

Musim semi kali ini aku sudah tidak sendirian lagi hahaha terima kasih semua berkat PD-nim juga.. aku akhirnya mendapatkan orang spesial ini, dia selalu menemani dan menyemangatiku setiap hari. Baiklah jangan bicarakan kehidupan pribadi si DJ ini, lebih baik kita dengarkan sebuah lagu judulnya ‘Haru’

—-

Ada banyak hal di dunia ini yang tidak masuk akal, contohnya saja bagaimana dua orang bertemu, itu seperti takdir bukan? Misalnya saja saat kau berjalan lalu tiba-tiba tanpa sengaja kau menabrak seseorang dan saat tatapan kalian bertemu… ah, tidak, tidak..ini terlalu drama .___. Lebih baik aku berhenti sampai disini sebelum seseorang mengirim pesan dan mengatakan kalau aku ini korban drama hahaha Tapi lebih daripada itu, aku merasa setiap pertemuan dan perpisahan sudah diatur sedimikian rupa dan itulah yang dinamakan dengan takdir. Seperti bagaimana aku bertemu dengannya, secara kebetulan selama tiga kali berturut-turut, bukankah kalau begitu Tuhan juga ikut campur tangan untuk mempertemukan kami?

Deudgo ittna, Nae Kirin?

:::::

“Wow!! Ini dia yang sehabis berlibur ke Daegu!” Begitu aku melangkah masuk ke ruanganku Yeon-Rin sudah menyambutku dengan berbagai pertanyaan introgasi, beberapa rekan kantorku pun sepertinya penasaran dan mulai mengelilingku tak terkecuali Sung-Hyun.

“Bagaimana Daegu? Dengan siapa kau pergi? Namja atau yeoja?”  Yeon-Rin terus memberi pertanyaan bertubi-tubi, begitu juga dengan yang lain.

Geumanhae!! Tanya satu-satu, aku pusing tahu.” Kataku lalu mengambil tempat dudukku, “Aku kan sudah diberi liburan tiga hari dari atasan kita. Aku pergi dua hari.. namja atau yeoja bukan urusan kalian.” Jawabku. Tiba-tiba atasan kami keluar dari ruangannya dan melihat semuanya tidak berada di meja kerja masing-masing, “Apa yang kalian lakukan?! Kembali bekerja!” Semuanya langsung menghambur ke meja kerja masing-masing. Oke terima kasih boss, kau menyelamatkanku dari terror mereka kecuali dari Yeon-Rin karena mejanya berada di sebelahku.

“Akhir-akhir ini aku sering melihat si DJ itu.. err namanya… Ryeowook, iya kan? Dia sering datang dan pergi bersamamu, apa kau pergi dengannya?” Tanya Yeon-Rin. Aku mendesah, “Iya, iya.. dia mengajakku pergi ke Daegu untuk melihat bunga plum yang sedang mekar.” Jawabku pada akhirnya.

“WOOOW!! Romantis! Lalu, lalu, selama 2 hari disitu apa saja yang kalian lakukan? Kalian ini berpacaran ya? Hah? Semalam aku sempat mendengar program radio Ryeowook dan dia sepertinya menceritakan tentang liburannya. Omo!! Kalian tidak tidur sekamar kan?!” Yeon-Rin mulai heboh dengan asumsi yang dibuatnya sendiri hingga aku harus menggetok kepalanya, “Ya! Kau pikir kami ini apa? Jangan yadong, masih pagi! Tidak ada yang kami lakukan, hanya jalan-jalan, makan, belanja. Dia pacarku atau bukan itu bukan urusanmu.” Jawabku ketus. Yeon-Rin mengerucutkan bibirnya sebal, “Aish.. aku kan hanya bertanya… tapi… seleramu lumayan juga hahaha, tidak apa-apa, menurutku Ryeowook itu lucu dan fashionnya oke juga. Chukhahae.” Yeon-Rin mengulurkan tangannya untuk memberikan selamat. Aku menyambut tangannya, “Oh.. gomawo.”

“Kau memang menyukainya bahkan sejak sebelum kalian berdua bertemu kan?” Tanya Yeon-Rin.

Eo? Entahlah.. aku juga tidak tahu.” Jawabku pelan.

:::::

Noona, setelah jam kantor selesai apa kau mempunyai waktu kosong?” Sung-Hyun menghampiri mejaku dan duduk di hadapanku, tanpa mengalihkan pandanganku dari layar komputer ke Sung-Hyun, aku hanya bergumam tidak jelas dan kembali fokus mengerjakan rancangan design café klien kami, “Nanti saja.. aku sibuk.” Jawabku.

Noona.. aku serius.. sehabis pulang kerja maukah berjalan-jalan sebentar denganku? Ada yang.. harus kubicarakan dengan noona.” Kata Sung-Hyun. Aku menghela napas lalu mengalihkan pandanganku, “Hhm, sebenarnya aku sudah ada janji dengan seseorang tapi melihatmu yang sepertinya ingin membicarakan sesuatu yang penting.. ya baiklah.. aku bisa.” Jawabku. Sung-Hyun hanya mengangguk dan kembali ke mejanya.

Kuambil ponselku dan segera kuketik sebuah pesan untuk Ryeowook, malam ini dia mengajakku makan malam di daerah Hongdae.

To: Ryeonggu (^_^)-c<T_T)

Ryeonggu-ya, mianhae malam ini aku tidak bisa ke Hongdae, ada urusan mendadak, mian mian ^^;;

From: Ryeonggu (^_^)-c<T_T)

Ne, gwaenchana ^^ kau fokus saja dengan pekerjaanmu, besok aku akan mampir dan memasak makan malam untukmu. Hwaiting!!

:::::

“Jadi, hal penting apa yang ingin kau bicarakan?” Tanyaku sembari mengetuk-ngetukan jariku ke atas meja. Sung-Hyun masih nyengir-nyengir dan menggaruk bagian belakang kepalanya, “Tisak usah seserius itu noona? Minum kopinya dulu saja.” Ujarnya. Aku terkekeh pelan, “Baiklah.. sebenarnya aku lebih suka cappuccino daripada espresso tapi… tidak apalah. Kau sering ke sini?” Tanyaku.

“Lumayan, katanya café Handel and Gretel mempunyai kualitas kopi yang baik.” Jawab Sung-Hyun. Kami menyeruput kopi masing-masing dan untuk beberapa saat kami terdiam. Di seberang café ini berdiri sebuah bangunan besar yang kutahu itu adalah stasiun broadcast KBS. Eh, tunggu… KBS….

“Sung-Hyun, ini di Yeouido ya?” Tanyaku. Sung-Hyun mengangguk, “Ne noona, waeyo?”

Yeouido… di seberangku adalah gedung tempat Ryeowook bekerja. Kalau sampai dia melihatku disini bersama pria lain, habislah aku. Membatalkan janji dengannya demi Sung-Hyun tapi.. aku kan tidak mempunyai maksud lain .___.

“Sung-Hyun ah, kalau ada yang penting bisakah kau bicarakan sekarang? Aku ingat aku belum memberi makan anjingku.” Kataku. Hah! Anjing rakus itu kalau terlambat diberi makan pasti sudah menggigit sofaku.

“Oh baiklah.. uumm noona, pria yang waktu itu bertemu dengan kita di subway empat bulan lalu  itu siapa? Yang menarikmu tiba-tiba?” Tanyanya.

“Dia.. dia itu DJ radio di KBS, itu gedungnya di seberang hehehe.”

“Lalu, apa dia ada hubungannya dengan noona?”

“Ah, dia sahabat baikku.” Jawabku. Aku mulai merasakan hawa tidak enak di sekelilingku. Semoga Ryeowook tidak datang dan melihatku.

Jinjja? Geuromnoona.. aku.. aku menyukai noona. Maukah noona menjadi pacarku?” Tiba-tiba Sung-Hyun langsung mengeluarkan pernyataan seperti ini. Aku langsung terdiam dan mengutuk dalam hati, babo! Babo! Kenapa tadi aku tidak bilang yang sebenarnya saja sih? Tapi hubunganku dengan Ryeowook memang seperti sahabat baik sih.

Noona.. kau.. mau menerimaku?” Tanyanya lagi. Aku masih terdiam, “Sung-Hyun.. mianhae, mianhae.. tapi aku tidak bisa.” Jawabku sambil membungkuk berkali-kali. Sung-Hyun, rekan kerjaku yang umurnya lebih muda dariku dua tahun, dia pria yang baik tapi aku tidak mungkin menerimanya.

“Ah, gwaenchana noona-ya, jangan minta maaf sampai seperti itu, aku jadi yang tidak enak. Aku mengerti kok noona, pasti karena pria itu kan? Sahabat baik noona haha arasseo, dari pertama aku melihatnya di subway aku tahu sepertinya dia menyukai noona.” Ucap Sung-Hyun.

Gwaenchana noona, setidaknya aku lega bisa mengatakannya pada noona. Semoga kalian bisa terus bersama ya.” Sung-Hyun tersenyum dan kembali meminum kopinya. Aku melempar senyumku padanya, “Ne gomawo Sung-Hyun ah.”

:::::

“Happy 6th monthsary!! Chukhahae!” Ryeowook bertepuk tangan dan lalu memberikanku sebuah boneka jerapah. Aku terkekeh, “Kau ini, apa perlu setiap bulan dirayakan?” Tanyaku sambil memukul lengannya. Ryeowook meringis kemudian tersenyum, “Tentu saja!  Setiap momen itu harus dirayakan!”

“Aku jadi bingung, kita merayakan hari jadi kita atau hari pertama kali kita bertemu?” Tanyaku.

“Dua-duanya! Aku menganggap pertemuan pertama kita saat malam pergantian tahun baru, 1 Januari.”

“Tapi kau tidak pernah mengatakan padaku kalau kau memintaku menjadi pacarmu jadi bagaimana kita bisa merayakan hari jadi kita?”

“Apa itu penting? Yang penting kita akan selalu bersama nantinya. Ini boneka jerapah kesayanganku, namanya Kiki.” Kata Ryeowook sambil menunjuk boneka jerapahnya, “Dia selalu menemaniku setiap hari selama aku siaran sejak dua tahun yang lalu.” Lanjutnya, “Aku sangat menyayangi Kiki.”

“Eeii… ini… persis dengan bonekaku. Tunggu sebentar.” Aku langsung berdiri dan mengambil Mika di kamar lalu kembali ke ruang tamu, “Lihat, mereka sama persis!” Kataku. Ryeowook tersenyum senang, “Bagaimana mungkin bisa?! Ini kebetulan!” Ryeowook mengambil Mika dan menaruhnya di sebelah Kiki, “Aigoo, bahkan boneka ini pasangan yang serasi.”

Aku mengangguk dan tersenyum pada Ryeowook, “Kiki dan Mika! Boneka jerapah yang selalu tersenyum.”

“Kiki kurasa adalah hadiah yang pantas untukmu Kirin-ah, biar dia juga bisa menjagamu kalau aku tidak bisa datang dan menemuimu. Selain itu Kiki juga tidak akan sendirian lagi karena ada kau dan Mika.” Ucap Ryeowook riang.

“Ryeowook-ah, kau tidak ingin tahu nama asliku sama sekali?” Tanyaku. Ryeowook tampak berpikir sejenak lalu menggeleng pelan, “Kan sudah kubilang dari awal kalau aku tidak tahu namamu artinya aku masih memiliki sebuah alasan untuk bisa bertemu denganmu setiap harinya.” Jawabnya, “Lalu, kau sendiri kenapa tidak mau memanggilku dengan sebutan oppa?”

“Aku tidak mau, mehrongg..” Aku menjulurkan lidahku dan segera pergi membawa Kiki dan Mika sebelum Ryeowook menggetok kepalaku.

“Dasar, kirin kau jahat.” Kata Ryeowook yang bibirnya  sudah maju dua centi. Aku tertawa penuh kemenangan, “Tidak segampang itu aku akan memanggilmu dengan sebutan itu Ryeowook-ssi.”

:::::

From: Ryeonggu (^_^)-c<T_T)

Besok ayo kita berjalan-jalan di Everland! PD-nim baik sekali memberi dua tiket masuk untuk kita. Jam  delapan pagi aku tunggu di taman seberang apartemenmu.

Aku mendesah pelan, jam delapan? Aku melihat arlojiku, sudah jam sepuluh dan dia belum juga datang. Aku paling benci jika harus disuruh menunggu.

Setengah jam berlalu namun Ryeowook belum juga datang, aku mulai khawatir, apa jangan-jangan terjadi sesuatu padanya di jalan? Aku berusaha menghubungi ponselnya namun tidak aktif.

Omona, kasian sekali namja tadi, benar-benar menyeramkan.”

“Ne, kasihan sekali dia masih muda tapi meninggal karena kecelakaan tragis.”

Begitu mendengar percakapan dua gadis yang lewat di depanku, jantungku berpacu semakin cepat. Tidak mungkin kan namja yang mereka maksud adalah Ryeowook? Aku langsung berlari dan mencegat dua gadis tadi, “Jwesonghaeyo, kecelakaan yang kalian maksud itu… apa seseorang meninggal karena kecelakaan itu?” Tanyaku.

“Oh, di depan subway Dongguk University. Seorang pria muda meninggal karena tertabrak mobil.” Salah seorang dari gadis itu memberi tahuku.

Ne, ne, matja, pria itu masih muda, rambutnya berwarna kecoklatan, dengar-dengar sih dia bekerja sebagai DJ.” Gadis yang satunya lagi melanjutkan.

Geuraeyo? Geurom… gamshahamnida.” Aku membungkuk sopan dan kedua gadis itu kembali berjalan lalu. Ciri-ciri yang mereka sebutkan mirip dengan Ryeowook dan itu membuatku semakin tidak tenang.

“Ryeowook-ah, niga eodiseo?” Gumamku. Berkali-kali aku mengecek ponselku, berharap kalau Ryeowook akan member kabar bahwa ia baik-baik saja, bukan sudah meninggal karena kecelakaan.

Yeogi-e!! Ni dwieseo (di belakangmu)!”  Suara khas itu memanggilku dan aku langsung menoleh kebelakang, Ryeowook dengan cengiran konyolnya. Refleks aku langsung berlari dan memeluknya, “Babo! Neo eodi gayo (kemana kau)?! Jeongmal keokjeongdwaeyo (aku mengkhawatirkanmu)” Ucapku pelan karena terhalang oleh isakanku.

“Kirin-ah.. wae geurae?!” Tanyanya terkejut, “Kau membuatku merasa seolah-olah aku akan mati saja.” Lanjutnya lalu melepas pelukanku. Aku mengangguk pelan, “Takutnya begitu.” Jawabku. Ryeowook terkekeh pelan dan menghapus sisa air mataku dengan ibu jarinya, “Jangan berpikiran yang tidak-tidak, tadi aku sedikit terlambat karena.. aku membuat bekal untuk kita makan nanti.” Ryeowook mengeluarkan kotak bekal yang sudah dibungkus rapi dengan kain berwarna putih dan menunjukannya padaku sambil tersenyum, “Wae irae? Jangan melihatku seperti melihat hantu seperti itu.” Ujarnya sambil melambaikan tangan di depan wajahku.

“Aku.. ah, sudahlah bukan apa-apa, aku memang orang yang paranoid. Kajja, kita sudah kesiangan.” Kataku untuk menyudahi pembicaraan ini. Tapi, aku benar-benar mendapat sebuah firasat yang tidak enak, seakan-akan Ryeowook akan berpisah denganku.

:::::

Sekarang aku sedang berada di sebuah kedai makanan di pinggir jalan, menunggu Ryeowook selesai pre-recording dari KBS, ia yang mengajakku untuk makan di sini karena jajjangmyeon di sini yang paling enak seantero Seoul. Aku mengecek jam di layar ponselku, sudah lewat setengah jam dari waktu yang ditentukan. Apa yang dilakukan olehnya sih? Ia selalu terlambat sekarang.

Agasshi, dari tadi kau sudah menunggu tanpa memesan apapun. Kalau kau kemari hanya untuk duduk lebih baik kau menunggu di tempat lain, pelangganku masih banyak yang ingin duduk.” Teguran dari bibi pemilik kedai jjangmyeon langsung menyadarkan lamunanku, “Eo? Joisonghamnida ajjuma,  beri aku waktu sepuluh menit lagi.” Ujarku. Bibi itu mendecak lalu kembali berjalan ke dapur. Aku mengetuk-ngetuk ponselku dengan kekuatan yang agak sedikit berlebihan sehingga menimbulkan bunyi debuman yang cukup kencang.

“Kirin!” Panggilan khas itu terdengar olehku. Aku langsung berbalik dan melihat Ryeowook datang ke arahku dan mengambil posisi duduk di sampingku, “Sudah menunggu lama?” Tanyanya.

“Sudah sampai-sampai aku hampir diusir oleh bibi pemilik restoran ini.” Jawabku ketus. Ryeowook hanya terkekeh tanpa meminta maaf, “Ajjuma! Pesan jajjanmyeonnya dua porsi!”

“Jadi, kenapa hari ini kau terlambat, tuan Kim?” Tanyaku.

“Tadi ada beberapa part yang harus direkam ulang jadi aku terlambat, aku ingin memberi tahumu tapi baterai ponselku habis. Mianhae.” Ryeowook membuat tanda peace dengan jarinya sambil tersenyum. Aku menghela napas, Ryeowook selalu memasang tampang innocentnyajadi dengan mudah aku pasti memaafkannya, “Baiklah. Tidak apa-apa.”

“Kau harus mendengar siarannya nanti tanggal 1 Januari.” Ujar Ryeowook.

“Besok lusa?”

Ne.. besok lusa.”

“Apa ada yang spesial? Biasanya sih setiap hari aku pasti mendengar program radiomu.”

“Tunggu saja dan dengarkan sendiri.”

Aku mengangguk-ngangguk saja dan tidak lama kemudian dua porsi jajjangmyeon sudah tersaji di meja kami. Ryeowook mengambil dua pasang sumpit dan memberikan sepasang lainnya untukku.

“Besok tahun baru, ada rencana?” Tanyaku. Ryeowook mengangguk, “Tentu, besok jadwalmu untuk pergi denganku.” Ujarnya dengan bangga lalu tertawa, “Aku bercanda.. geurom, bagaimana kalau kita pergi ke sungai Han lagi? Bernostalgia?”

“Baiklah, aku juga tidak mempunyai acara apapun. Kalau Yeon-Rin mengajakku minum-minum seperti tahun lalu akan kupastikan botol soju akan melayang ke kepalanya.” Ujarku lalu menyumpit mi dengan pasta kacang hitam itu dan memasukannya ke dalam mulutku. Ryeowook berusaha menelan makanannya secepat mungkin kemudian ia tertawa, “Aigoo.. Musobta.”

“Apa aku boleh membawa Bomie?”

“Tentu saja asal ia tidak mengacaukan acara kita.” Jawab Ryeowook. Aku terkekeh, “Tenang saja. Aku sudah melatihnya.”  Kami lalu menghabiskan jajjangmyeonnya setelah itu Ryeowook yang pergi membayarnya.

“Mau jalan-jalan dulu? Cuacanya sedang bagus, tidak ada salju yang turun.” Ryeowook mengulurkan tangannya dan menunggu jawaban dariku, “Aku sibuk.” Jawabku cepat. Ryeowook tidak bergeming di tempatnya dan tangannya tetap terulur. Aku tertawa melihat ekspresi ‘tertolak’nya lalu segera kusambut uluran tangannya, “Tentu saja, kenapa tidak? Ayo jalan-jalan.. oppa.”

Ryeowook tersenyum, “Akhirnya kau memanggilku dengan sebutan oppa.”

:::::

“Kau gadis teraneh yang pernah kutemui.” Ujar Ryeowook sambil menatapku dengan tatapan bingung. Aku terkekeh pelan dan menghabiskan  es krim yang tersisa dari batangnya, “Waeyo? Aku normal.”

“Di musim dingin seperti ini, gadis normal lainnya pasti akan minta dibelikan seporsi ddeokbokki panas atau mungkin goguma mattang dengan asap yang masih mengepul tapi kau.. kau malah minta dibelikan es krim. Ya… kau tidak kedinginan?” Tanya Ryeowook. Aku menggeleng, “Tidak, kau harus mencobanya sekali-kali, rasanya berbeda kalau kau makan es krim di musim dingin dibanding jika kau memakannya saat musim panas.”

“Ohh… terserah kau saja. “ Jawab Ryeowook singkat. Kami berjalan ke arah apartemenku, karena sudah malam Ryeowook bersikeras untuk mengantarku pulang padahal tempat tinggalnya berlawanan arah dengan tempat tinggalku.

“Nah sudah sampai.” Ujar Ryeowook pelan tidak seperti biasanya.

“Kau mau masuk dulu? Akan kubuatkan teh kalau kau mau.”

Dwaesseoyo. Oh ya, besok jangan lupa di tempat yang sama seperti tahun lalu, hhmm pukul sepuluh, oke?”

Ne.. tempat yang sama, setahun yang lalu. Tentu saja aku ingat. Kau sendiri yang harusnya ingat, jangan sampai terlambat oke? Akhir-akhir ini kau sering terlambat dari jam yang di janjikan.” Kataku. Ryeowook terkikik, “Oke, kau boleh menghukumku kalau aku terlambat besok.”

Eo.. pokoknya aku akan menunggumu besok, geurom.. sampai jumpa.” Ucapku. Kutekan kenop pintu apartemenku dan saat kudorong pintunya tiba-tiba Ryeowook menahan tanganku, “Jamkkanman…..”

Wae geuraeyo?” Tanyaku bingung. Ryeowook melepaskan syal rajutan berwarna putih dari lehernya dan mengalungkannya ke leherku, “Uum… jaga kesehatanmu… Ah.. anggap saja itu hadiah.” Ujarnya pelan. Aku semakin bingung, Ryeowook tidak pernah bersikap aneh seperti ini tapi ya sudah lah, aku anggap mungkin maksudnya memberi syal ini adalah seperti apa yang ia ucapkan tadi.

“Oh.. gomawo.” Jawabku canggung, “Aku masuk dulu kalau begitu… Jal..”

“Tunggu… bolehkah… aku memelukmu? Sekali ini saja.” Tanyanya ragu. ini tidak seperti Ryeowook yang biasanya, pikirku.

“Ten..tentu..” Jawabku. Ryeowook mendekat lalu memelukku, untuk beberapa saat kami berdua hanya terdiam, “Terima kasih untuk semuanya. Terima kasih sudah menjadi pendengar setiaku selama dua tahun ini dan terima kasih sudah menemaniku satu tahun belakangan ini. Aku bahagia bisa bertemu denganmu.”

“Hei, kenapa kau mengatakan ini semua seakan-akan kau akan pergi jauh? Besok kita juga akan bertemu lagi.” Kataku. Ryeowook memelukku semakin erat, “Entahlah.” Bisiknya.

“Jangan menakutiku Ryeowook ssi…”

Oppa..” Koreksinya.

“Terserah, aku sedang tidak ingin berdebat denganmu. Semuanya akan baik-baik saja, kita akan bertemu besok.” Ucapku kemudian Ryeowook melepas pelukannya, “Baiklah, aku hanya ingin berterima kasih saja kenapa kau malah berpikiran yang tidak-tidak sih?”

Kutinju lengannya pelan dan mendecak, “Dasar, jangan menakutiku.” Umpatku kesal. Ryeowook tersenyum, “Ne.. selamat malam Kirin. Jaljayo.”

Jalja.. naeil tto mannayo.” Ujarku. Ryeowook tersenyum sambil mengusap kepalaku lalu berbalik dan berjalan pulang. Aku menghela napas, “Dia aneh.” Aku memegang syal yang diberikannya dan menatapnya untuk beberapa detik lalu aku segera masuk ke dalam apartemenku dan mengunci pintunya.

:::::

Lagi, lagi, dan lagi… lagi-lagi Ryeowook terlambat. Aku menguap dan merapatkan mantel dan syal yang kukenakan. Malam ini benar-benar dingin dibanding malam sebelumnya tapi semangat orang-orang untuk melihat pertunjukan kembang api tidaklah surut, persis seperti tahun lalu.

Anjingku duduk dengan kalem di sebelahku dan sesekali ia akan memandang ke sekelilingnya tanpa minat. Aku menghela napas dan mengelus kepala Bomie, “Kau pasti bosan ya? Sama… aku juga. Ryeowook terlambat… lagi.” Kataku. Bomie hanya menguap lalu memejamkan matanya.

Untung saja ada anjing ini yang menemaniku kalau tidak aku pasti bisa mati kebosanan. Aku mengecek layar ponselku, siapa tahu Ryeowook membalas pesanku namun hasilnya nihil. Tidak ada balasan sms ataupun telepon yang masuk. Aku sudah berusaha menghubungi ponselnya namun tidak aktif. Keterlaluan, seharusnya dia memberiku kabar kalau dia akan datang terlambat –lagi- jadi aku tidak harus datang kesini dan menunggu di ruangan terbuka dengan suhu sedingin ini dari jam sepuluh.

Sudah dua jam aku menunggu, orang-orang yang datang ke sungai Han juga semakin banyak, mereka menantikan pertunjukan kembang api spektakuler yang biasanya diadakan setiap tahun. Aku melihat kerumunan orang-orang yang baru saja datang, siapa tahu ada Ryeowook ada di antara kerumanan orang-orang itu tapi dia tidak muncul.

Pertunjukan akan segera dimulai tapi Ryeowook belum juga datang, rasa kesalku menguap begitu saja berganti menjadi rasa cemas. Apa sesuatu terjadi pada Ryeowook? Saat pertunjukan kembang api dimulai pun aku sama sekali tidak tertarik untuk melihatnya karena pikiranku sedang tidak berada di sini. Berkali-kali kucoba untuk menghubungi ponselnya namun masih tetap tidak aktif.

“Woof!!” Bomie menyalak lalu mendekatiku, ia menatapku dengan kedua mata birunya yang terlihat bingung. Aku menghela napas sambil mengusap-ngusap telinga Bomie, “Aku khawatir Bomie, aku takut sesuatu terjadi padanya.” Kataku. Bomie menggoyangkan ekornya kemudian menjilat tanganku. Aku tersenyum tipis, “Terima kasih tapi perasaanku masih tidak tenang.”

Ketika pertunjukan kembang apinya telah berakhir, satu persatu orang dari kerumunan itu mulai berkurang hingga akhirnya hanya tinggal aku, anjingku dan beberapa orang saja yang masih duduk-duduk di pinggir sungai Han.

“Ya sudah.. Bomie, ayo kita pulang saja.” Kutarik tali yang mengikat leher anjingku dan segera beranjak untuk pergi. Baru saja aku berjalan beberapa langkah tiba-tiba seorang pria muda yang sangat kukenal berdiri di hadapanku. Kami berdua sama-sama terdiam untuk beberapa saat sebelum Ryeowook berjalan ke arahku lalu memelukku, “Mianhae aku terlambat lagi… kupikir aku tidak akan bertemu lagi denganmu.”

“Kau kemana saja.. kupikir kau mengerjaiku!!”

“Bus yang tadi kunaiki mengalami kecelakaan.” Jawab Ryeowook.

MWO?!! Kenapa kau tidak bilang dari tadi?! Apa kau baik-baik saja? Kau terluka?” Tanyaku shock. Ryeowook hanya cengar-cengir lalu menunjukan lengan kirinya yang diperban, bercak-bercak darah menempel di kain yang membalut lengannya, “Ini hanya luka kecil. Tadinya aku menolak untuk dibawa ke rumah sakit karena kalau aku pergi kesana tapi.. yah.. orang-orang memaksaku untuk pergi  jadi… lenganku dijahit terlebih dulu.”

“Kau gila?! Ini yang kau sebut dengan luka kecil?! Lenganmu sampai harus dijahit itu berarti lukanya cukup serius.” Aku menarik lengannya dan memperhatikan balutan perbannya, “Tentu saja.. aku harusnya bersyukur karena ini hanya luka kecil karena ada satu orang yang meninggal karena kecelakaan ini.” Ujar Ryeowook pelan.  “Meninggal?” Aku bergumam pelan.. artinya kecelakaan ini cukup serius.

“Sudah kubilang kan.. aku bersyukur karena aku tidak apa-apa karena kupikir aku tidak akan bisa bertemu denganmu lagi.”

“Lalu… kenapa kau menolak untuk pergi ke rumah sakit? Luka itu harus segera diobati kalau tidak akan menimbulkan infeksi.”

“Karena kalau aku pergi ke rumah sakit aku pasti akan terlambat untuk menemuimu.. aku kan sudah berjanji denganmu semalam kalau aku tidak akan terlambat lagi. Kupikir setelah kita bertemu baru aku ke rumah sakit.” Jawabnya.  Aku langsung terdiam, dia hampir kehilangan nyawanya tapi apa yang kulakukan? Kukira dia berniat untuk mengerjaiku.

Mianhae.. “ Ujarku parau, “Kalau aku tahu…”

“Ah, tidak usah dibahas lagi, aku akan memaafkanmu dengan satu syarat.”

Mwoni? Malhaebwa.”

:::::

Annyeonghaseyo yeorobun~~ Bagaimana tahun baru kalian? Apakah sama menyenangkannya seperti tahun lalu? Atau… sama saja? Hahaha, seperti yang sudah kujanjikan kemarin aku akan memberi tahu siapa nama asliku. Ya, kalian pasti tahu kalau selama ini aku hanya dikenal sebagai DJ R oleh karena itu biar aku perkenalkan diriku sekarang. Hana, dul, set! Annyeonghasimnikka, Ryeowook imnida. Waa, sekarang kalian sudah tahu nama asli DJ kesayangan kalian bukan? Hahahaha xD

Tidak terasa aku sudah memandu program radio yang mengudara setiap hari ini selama tiga tahun, ada banyak pengalaman dan cerita-cerita yang kudapat. Ah, salah satu pengalaman yang tidak bisa kulupakan adalah ketika aku bertemu dengan seseorang yang spesial lewat program radio ini. Aku yakin ia pasti sedang mendengarkan siaran radio ini karena memang itulah yang menjadi rutinitasnya setiap hari.

Dan.. ehm… aku akan berbicara sedikit panjang dari biasanya hahaha aku sudah meminta ijin pada PD-nim jadi kumohon kepada kalian agar tidak bosan terlebih dahulu mendengar ocehanku. Ehm.. untuk Kirin, terima kasih telah menjadi pendengar setiaku. Aku sangat berterima kasih padamu yang sudah mau mendengarkan acara radio ini, terkadang aku merasa terhibur dengan setiap pesan yang kau kirim. Aku tidak menyangka bahwa kita pernah bertemu secara tidak sengaja di dalam pesawat dan juga saat aku dikejar oleh seriga.. ah bukan maksudku oleh anjingmu. Mungkin kedengarannya aneh tapi kita bertemu secara tidak sengaja tiga kali berturut-turut hahaha.

Tidak hanya itu, aku juga ingin berterima kasih lagi padamu.. kali ini bukan sebagai pendengar setiaku tapi menjadi teman spesialku. Sebagai ucapan terima kasihku biar kuputarkan satu lagu untukmu, dan yang terakhir…. Saranghae

“Jadi, ini syarat yang harus kupenuhi agar kau menerima permintaan maafku yang kemarin? Minum coklat panas bersama di ruang tamu sambil mendengar siaran radiomu hari ini?” Tanyaku. Ryeowook mengangguk dan tersenyum, “Geujyooo!!!” Jawabnya senang, “Aku sudah melakukan pre-recording untuk siaran hari ini hahahaha rencananya aku memang ingin mendengarkan siarannya bersamamu.”

“Sambil minum coklat panas?”

“Eeerr… bisa dibilang seperti itu. Hanya kita berdua dengan kedua boneka jerapah kita.” Ryeowook mengambil kedua boneka jerapah lalu bermain dengannya, “Gwiyeobji anha?”

Ya.. ya.. coba katakan sekali lagi.” Pintaku. Ryeowook menatapku bingung, “Mwoya?”

“Itu, kata terakhir yang kau ucapkan tadi, aku ingin mendengarnya langsung.”

“Ah, aku kan sudah mengatakannya tadi untuk apa diulang-ulang lagi?” Ryeowook menolak permintaanku sambil mengalihkan pandangannya, “Tidak ada siaran ulang.”

“Kau menyebalkan Ryeowook ssi..” Tiba-tiba Ryeowook lalu mengecup pipiku singkat lalu tersenyum jahil, “Oppa..” Koreksinya, “Saranghae nae kirin Kim Hyun-Jae.”

Aku hanya bengong mendengarnya lalu kami pun tertawa bersama.

FIN

D0h akhirnya ff ini kelar juga dan bisa dipublish full /.\ author bikin ff ini dari bulan desember baru selesai sekarang hahaha (28 halaman bok)  #plak iya menulis itu gak gampang T_T but at least among all of my ffs that I’ve made I really really like this one so much and I feel satisfied about it♥ menurut author sih karena romancenya macem… fluff? gak terlalu berat romancenya tapi aah susah dijelasin intinya gtu aja xD 

Sebenernya awal bikin ff ini mau dibuat sad ending, jadi ryeowook bakal mati T^T tapi ya berhubunga author ini gak tegaan jadi pas pertengahan ff ini author agak sedikit galau atau happy ending tapi… tadaaaa jadi happy ending deh \^^/ 

Ya, semoga kalian juga suka sama ceritanya, author sih bukan penulis pro, cuma kadang suka menulis buat mengisi waktu luang *cielah* atau sekedar menuangkan imajinasi aja xD kritik dan saran diterima. gomawooo *kabur*

Tagged: ,

18 thoughts on “[FIC] Kiss The Radio (One Shot)

  1. refita February 10, 2013 at 6:15 pm Reply

    really love this:3 sukira<3 trouble maker<3 kiky<3 move like jagger<3

  2. […] Author’s note: OC (Original Character) made by author. Don’t feel offended, it’s only a fan fiction ^^ Hope you like it *bow* and don’t forget to leave your comment, I really appreciate it♥ Happy Reading! P.s: this fiction had ever been published on my blog https://ryeonggu9.wordpress.com/2012/09/15/fic-kiss-the-radio-one-shot/ […]

  3. just_dez February 17, 2013 at 11:54 am Reply

    barusan baca ff ini di sujuff,ad link blognya,langsung loncat aja kesini

    two thumbs up!!!!!
    udah sempet nebak2 bakalan sad ending ato engga,ryeowooknya mati ato engga,tapi akhirnya alhamdullillah…

    but overall,its a sweet story,,alurnya pas,ngalir ga maksa
    ^^

    • ryeonggu9 February 17, 2013 at 12:28 pm Reply

      thanks a lot for reading and leave comment *bow*
      haha awalnya aku mau bikin ini sad ending tpi…. gak jadi deh -_-v hehehe
      makasih ya udah baca + comment ^^

  4. yoora February 21, 2013 at 6:22 pm Reply

    meskipun panjaaaang tapi g bikin bosen el…

    nice story…♡♡♡ huuuuuuuuuah onnie pikir itu yg kecelakaan wookkie… syukurlah bukan….

    ini cerita ngalurnya pas bgt…. keren pokoknya…. ^^

    • ryeonggu9 February 21, 2013 at 6:51 pm Reply

      uunnnniieeee G.O.M.A.W.O♥♥
      hehehe iya aku bikin ff ini setaon #plak hahahaha
      iya sebenernya sih maunya wookie mati o_o tpi gak jdi deh, gak tega TT
      makasih ya eonni udah baca + comment /hug/

      • yoora February 21, 2013 at 7:14 pm

        hahahaha setahun(?) tapi masih untung bisa kau selesaikan el… good job! ^^d

        sayang klo g d selesaikan… harusnya ini longshot(?) lol

        cheonmane el2 #hugback

        di tunggu ff selanjutnya!! tpi pasti sibuk ma UN… kkkk~
        hwaiting lah! ♡♡♡

      • ryeonggu9 February 21, 2013 at 8:22 pm

        hahaha aku kalo bikin ff tergantung mood sama ide =_= klo udah gak ada mood sama ide bisa berhenti tengah jalan trus mungkin taon depan baru lanjut wkwk

        iyaaa aku UN T^^T 20 paket hiks ;;; pemerintah tega ;; aku aja tiap hari pulang sekolah jem stgh 5 – 5 /curhat/

  5. spicalaxy February 21, 2013 at 6:52 pm Reply

    Kiwkiw~~ ♥ DJ R!!!! /siul trouble maker/

    Pfiuuh~ untung masi idup /plakk di part yg kecelakaan bus, kirain Hyun Jae ngomong ama hantunya 0___________0

    aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, ini sweet ;___; aku giggle2 (?) sendiri bacanya xD
    karakter HyunJae-nya sweet tp rada slenge’an. Johaaaaaa~ ♥♥♥♥

    “KYAAAAAA!! Tolong aku dikejar serigalaaaa!!!!!” Seseorang berteriak sangat kencang dan bisa kusimpulkan bahwa orang yang berteriak itu adalah objek yang sedang dikejar oleh Bomie. ————– EERRRRRRRRRRRR!!!!!!!!!! /facepalm/

    ampun dah yak. ini orang kaga ada manly-manly-nya amat -____-

    Dan, ya ampun! Sunghyun!!!!!!!!!!!!!!! Sini sini ama aku aja /dikeplak/ Biarkan Hyun Jae dengan DJ-nya. /dor wkwkwk

    itu anjingnya minta bgt dipeluk +__+

    i like it, like it, like it!!! /joget bareng Gongchan/ ♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

    • ryeonggu9 February 21, 2013 at 6:58 pm Reply

      wkwkwkw itu yg kecelekaan bus di draft udah sempet di bikin meninggal tapi… wajah memelas kiki oppa menyelamatkan nyawanya, gak jadi dibuat mati hahaha xD gak tegaaaa~~

      lol slenge’an xDD haha yg adegan di kejar anjing itu satu2nya image wookie yg terlintas di kepala ya gitu -__- dia nonton film horor aja bisa jatoh dari bangku dimana dikejer anjing.. nangis kejer ke emaknya kali

      sunghyun terlalu angelic, gak tega jga kalo ditolak sih :((
      gomawo ya eonni udah RCL /bighuggggg/♥♥

      • spicalaxy February 22, 2013 at 5:39 pm

        /hugggggggggggg/

        duh, sunghyun itu memang tak patut disakiti /sobs/

        iya yg nonton film horor itu. bikin facepalm deh 😐

      • ryeonggu9 February 22, 2013 at 8:45 pm

        sunghyun terlalu angelic 😀
        iya……. yg nonton bioskop……………………….. /poker face/ -___-

  6. ryeverlastingfriend21 February 25, 2013 at 5:07 pm Reply

    KYAA EL I’M HERE!! Rye is here :3333
    finally i can leave comment in here!!

    OMG love this story dearr~~
    the opening it’s so interesting!! ‘apakah kau suka mendengar radio?’
    somehow .. radio it’s seems so old and /ketinggalan zaman/ LOL but you make it so sweet and I love it~

    and how babo hyunjae .. she didn’t realize there was super handsome boy *KKOTMINAM!!* who sitting beside her for 10 hours ==”
    Damn for that I-Pad (LHO!?)

    i like the dialogue our DJ R ❤ seems so nice`~
    ahahah you should make it more cold ~it'll be really Ryeonggu (?) XD

    WHY should be siberian husky.. that dog really …. nggg.. scary~~~
    and love the reaction of DJ R!! kkkk <33 i will be like that too if this kind of dog chase me XDD
    kkk peliharaannya Hyunjae sesuatu banget –"

    Suka banget sama pertemuan mereka yang kebetulan itu.. i can imagine like a drama <33 LOVE IT~ i also wanna meet like that with my future boyfriend (?)
    you make it so niceeeeee!!
    and when hynjae sent message to DJ R and he always read it ~~ OMO!!!! meltinggg…
    how can in a million (?) letters he always find Nae Kirin's letter kkk <333
    It must be a Fate~!! KYAA *melting again*

    Ryeong in this FF seem so kind and nice guy he cooks for hyunjae, buy an ice cream etc :3 oh my fture BF please treat me like this *LHOOO?!* XD

    But how can author wanna made him die=="""" this kind of boy is one in million so we must MELESTARIKANNYA (?) XD untunglah ga sad ending kalau tidak aku tak mau menulis komen sepanjang ini~ *eh?

    LOVE THIS FF!!!!! <333 banyak kemajuaan el dar tulisan sebelumnya ternyata 1 tahun memang ga sia-sia X)
    wait for another FF from youu

    sorry for the late comment!

    • ryeonggu9 February 25, 2013 at 5:38 pm Reply

      FINALLY HAHAHAHA

    • ryeonggu9 February 25, 2013 at 5:44 pm Reply

      FINALLY HAHAHA
      why why? I love listening to the radio, every weekend I usually listen to radio :3 esp sukira hahahaha nope kidding I never listen to ktr cz I don’t understand what’s ryeosung talking about -__-

      not damn for the iPad but the boss~~~
      oh yeah, I made this fic before I know that my bb is a glacier man -___-
      BECAUSE I LOVE SIBERIAN HUSKY /SOBS/ I’VE AN OBSESSION FOR THAT DOG ;A; WOULD YOU BUY THAT DOG FOR ME? /PUPPY EYES/
      well at least she’s still normal, what if Hyun-Jae has a snake as pet -_- ryeong will never come to her house lol

      because we all ‘korban drama’ HAHAHA nae kirin is a loyal listener so of course DJ R will find her msg xDD
      wanna have a bf like ryeong? date him. it’s like a challenge to date an ice-man like him hahaha xDDD

      yeah, at the end I changed my plot and didn’t make him die T^T well I should try it once kkkkkk

      THANK YOU SO MUCH FOR READING AND LEAVE A SUPER LONG COMMENT /HUGS/♥♥♥
      I WILL TRY MY BEST /BOW/ WANNA READ ANOTHER FF FROM ME? WAIT FOR ANOTHER YEAR TO COME LOL

  7. ryeverlastingfriend21 February 25, 2013 at 7:22 pm Reply

    ahahaha
    i just listen it when i am going to school and going to home XD
    and i just listen the radio if SJ was there like after their comeback XD
    me too while watching Eunteuk DJ before XD

    Whatever~~ kkk
    kkk u wanna ur bb become more sweet? kkk
    that dog is scary dear just try to buy pom-pom ==” I wouldn’t buy you that doggg~~ for me too scary
    LOL but he’s okay wth turtle XD

    SO TRUE WE ARE KORBAN DRAMA XD
    Oh ofc not the real Ryeong… ==” if my bf like that.. we will just date for 3 days or 1 day ==” i dun like a man like him >< its better to spent my time w/ my Eunhyukkie < his face ttoo cute (?) dun do dettt

    kekekek ur welcooooommeee i promise u to leave the long comment XDD
    ahaha try too write again after we finish our UAN XD

    • ryeonggu9 February 25, 2013 at 9:33 pm Reply

      hahahaha my bb wouldn’t be that sweet irl xDD
      Husky is amazing dog!! they look like a wolf and it’s cool ><

      I don't like an ice-man type too tbh but for ryeowook is an exception xD

  8. nisharyeosomnia October 11, 2013 at 6:59 pm Reply

    anyeong, nisha imnida, reader baru disini..
    aq terhanyut sama crita’a..
    pas yg hyunjae nnggu ryeowook di sungai han itu aq kira ryeowook bneran mati,, 😥
    sempet sedih disitu, pa lg pas ryeowook dateng trs bilang pelan(?) kl bus’a kcelakaan dan ada yg meninggal,,
    aq pikir yg dateng itu roh’a ryeoppa.. T^T
    huwaaaa, untung aja ga jadi sad ending, kl sad ending mewek aq.. 😦

Leave a reply to spicalaxy Cancel reply